Erupsi Gunung Semeru Sebanyak Empat Kali pada 19 April 2025

Sore tanggal 19 April 2025, publik Karawang kembali diingatkan akan potensi bahaya alam dan infrastruktur yang kurang tertata. Dari letusan Gunung Semeru hingga penataan kabel hingga kebijakan fiskal dan inovasi teknologi, empat peristiwa penting terungkap serta merta memancing sorotan luas masyarakat.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru (PVMBG) mencatat empat episode erupsi antara pukul 07.21 dan 12.37 WIB, dengan letusan pertama memuntahkan kolom abu setinggi 800 m di atas puncak. Dua letusan berikutnya tercatat hanya lewat sinyal seismograf tanpa visual, masing‑masing pada pukul 09.20 dan 11.10 WIB. Episode terakhir terekam di seismogram pada pukul 12.37 WIB, menegaskan aktivitas yang masih dinamis.

PVMBG menegaskan status Gunung Semeru tetap di Level II (Waspada) dan melarang aktivitas dalam radius 3 km dari kawah serta sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh 8 km. Larangan lebih lanjut berlaku pada sempadan sungai sejauh 13 km dari puncak, guna menghindari ancaman awan panas dan lahar dingin yang bisa meluncur cepat.

Masyarakat diimbau tidak melakukan pendakian dan tidak tinggal di kawasan rawan, sembari terus memantau perkembangan lewat kanal resmi PVMBG dan BPBD setempat. Sementara itu, BPBD Lumajang siap membuka posko siaga dan mengevakuasi penduduk desa terdekat jika terjadi peningkatan status atau hujan deras yang dapat memicu lahar hujan.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan berlapis—pemantauan seismik, kesiapsiagaan evakuasi, dan komunikasi cepat antarinstansi—untuk meminimalkan risiko korban jiwa.